Pengalaman Nikah Taaruf dengan Ending Tak Terduga

Nikah taaruf? Iya atau enggak ya? Baik menikah lewat pacaran atau taaruf punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tiap pilihan juga bisa sukses ataupun gagal.

Yak, setelah kemarin ngomongin soal cara menghadapi orang yang suka pamer, sekarang Ussui mau membahas topik yang cukup panas ini.

Sebab tahun ini, ada seorang kakak senior mimim yang usianya sudah mendekati 30 tahun. Dan, tentu saja, dia sering ditanya orang di sekitarnya pertanyaan sejuta umat: kapan menikah?

Untungnya, dia punya banyak teman yang juga belum menikah. Jadi tidak depresi-depresi amat.
nikah taaruf

Kakak senior tersebut sebetulnya tidak mau segera menikah meski sering ditanya perkara ini. Dia ingin menggapai cita-citanya dulu yang sudah sejak lama diimpikan. 

Dia berpikir akan sulit mencapai cita-cita tersebut bila sudah menikah. Apalagi dia kan perempuan. Perempuan dituntut ini itu ketika sudah bercincin di jari manis.

Tapi sebagai jaga-jaga, ia memutuskan untuk mencari pacar. Dia menggunakan tinder untuk menemukan jodohnya.

Tapi di tengah perjuangan, kakak senior tersebut ternyata berubah pikiran. Yak, dia memutuskan mengambil jalur nikah taaruf. Ia meminta tolong kepada temannya yang ikut semacam pengajian untuk dicarikan calon yang tepat.

Lalu, setelah kurang lebih 1-3 bulan berhubungan via hape dan dikenalkan, mereka akhirnya memutuskan untuk menikah. Bulan januari kemarin ia akhirnya menikah. 

Pernikahan berjalan sangat khidmat, dan Ussui mengucapkan selamat kepada ia dari hati yang paling dalam.

Wanti-wanti Nikah Ta’aruf

Tapi jujur saja, sebelum teman mimin menikah, mimin sempat mewanti-wantinya. Sebab, mimin skeptis dengan cara pernikahan secepat itu. 

Gini lho logikanya, sealim-alimnya orang, kita belum tentu cocok. Tuh lihat misalnya di pengajian, kita pasti ngegrup kan dengan teman-teman yang cocok? 

Karena kepribadian, gaya hidup, sampai ideologi itu penting banget biar kita bisa “get along”. Nah, kalau urusan pertemanan aja kita seperti ini, masa iya untuk urusan pernikahan kita mau langsung kenal, liat kriteria, terus nikah aja?

Pengalaman Nikah Ta’aruf yang Buruk

Selain alasan di atas, Ussui juga punya cerita pengalaman nikah ta’aruf yang buruk dari seorang kenalan. Jadi si kenalan tersebut memutuskan menikah sebelum skripsinya selesai. 

Fine, kan. Setahun mereka menikah dan sosmednya penuh dengan kata-kata romantis. So far so good. No problemo, ya kan?!

Tapi di tahun kedua, barulah ketahuan keburukan si suami. Si suami ternyata posesif buanget. Dan selain posesif, si suami juga kadang suka main tangan. Akhirnya temannya kakak mimin itu cerai. 

Bukan Mau Menggeneralisir Nikah Taaruf

Ketika mimin beritahu tentang pengalaman nikah taaruf yang buruk itu, si kakak senior mengatakan bahwa dia tawakal saja. Apalagi ia mengajukan syarat agar suaminya ikut tinggal di rumahnya. 

Menurut Ussui sih, ini pilihan yang tepat buat kawan perempuan yang mau nikah ta’aruf. Jadi kalau ada apa-apa (misalnya suami melakukan KDRT), istri bisa langsung minta tolong keluarganya.

Baru deh nanti setelah beberapa tahun (sekalian nabung) bisa pindah ke rumah sendiri.

Anyway, mimin bukan mau mengkritik teman-teman yang mau taarufan ya. Mimin di sini menulis sebagai sesama perempuan. 

Secara fisik, perempuan kalah dibanding laki-laki. Kalau cuma masalah cocok tidak cocok, sebetulnya masih bisa dibicarakan. Yang berabe adalah ketika suami suka main tangan dan tidak tanggung jawab.

Ingat lho sis sekalian, tidak semua laki-laki yang memutuskan untuk taaruf adalah laki-laki yang baik!

Nikah taaruf-nya memang tidak salah. Tapi orang yang melakukannya belum tentu berakhlak baik. Makanya meski banyak yang share pengalaman nikah taaruf dengan ending baik, tak sedikit juga yang curhat dengan kondisi mengenaskan.

Well, kira-kira cuma itu pesan yang bisa Ussui sampaikan. Oh ya, kalau kamu pencinta kucing, yuk cek artikel tentang harga kucing calico jantan yang mencapai ratusan juta!

Belum ada Komentar untuk "Pengalaman Nikah Taaruf dengan Ending Tak Terduga"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel