Pengalaman Cabut Gigi untuk Pasang Behel: Ronsen dan Cetakan Gypsum

Jumpa lagi di seri artikel khusus kawat gigi. Kali ini Ussui mau membahas pengalaman cabut gigi untuk pasang behel.

Ya, ternyata sebelum pemasangan bracket, 4 buah gigi Ussui harus diambil. Nah, seperti janji kemarin, Ussui akan cerita soal langkah lanjutan setelah  membuat cetakan dan ronsen gigi.

Ussui juga akan jelaskan alasan kenapa harus melakukan proses ini. Buat kamu yang bertanya: "Apa bisa pasang braces tanpa cabut gigi?", Ussui akan paparkan di bawah jawabannya.

Pengalaman Cabut Gigi untuk Pasang Behel

Well, seminggu pasca membuat cetakan dan ronsen gigi, Bu Dokter menghubungi via sms. Katanya, jumlah gigi yang perlu dicabut 4 buah dan ia ingin segera ditindaklanjuti. 

Karena sedang agak senggang, Ussui pun menyempatkan diri untuk ke rumah sakit sekitar tiga hari kemudian. 

Pagi-pagi datang, dan bu dokter langsung memberikan penjelasan mengenai mana saja gigi yang perlu dicabut. Dari total 4 gigi yang akan dicabut, semuanya adalah gigi geraham depan. Ini deh gambar cetak gigi dan ronsennya.

Foto Cetak Gigi dan Ronsen

Cetak gigi:

Pengalaman Cabut Gigi untuk Pasang Behel

Ronsen:

Foto Ronsen Gigi

Ini salah satu gigi geraham (geraham atas) yang dicabut. Ada tanda garis yang menunjukkan gigi akan "dihabis."

cetakan gigi gypsum behel

Proses Membuat Cetakan Gypsum untuk Kawat Gigi

Ah, proses pembuatan cetakan gypsum sih simpel. Yang dirasakan saat itu, mulut Ussui sekedar disuruh membuka oleh Bu Dokter. 

Sehabis itu, ada semacam bahan liat (yang kemudian Ussui tahu namanya gipsum) ditempelkan di gigi atas maupun bawah secara menyeluruh. 

Bahan ini ketika mengering akan membentuk rangka eksterior gigi yang nanti bisa diberi fill sehingga membentuk cetakan gigi. 

Rasanya waktu ditempeli, asin-asin dingin. Dokter juga mewanti-wanti agar mulut tetap terbuka. Tapi tenang, proses ini berjalan cepat kok. 

Ngomong-ngomong, ada kejadian lucu waktu sedang konsultasi itu. Saat itu, ada pasien lain yang juga sedang periksa. Entah karena apa, dokternya menyarankan untuk pasang behel. 

Eh si pasien langsung bilang kalau “Tidak perlu karena tidak merasa ingin jadi cantik.” Jawaban itu membuat dokternya kesel. Dia menjelaskan (dengan nada agak jengkel), kalau kawat gigi bukan cuma untuk kecantikan. 

Banyak manfaat kawat gigi terutama untuk kesehatan mulut. Ussui cuma ketawa-ketawa saja mendengarnya. Toh kalau dipikir memang benar. Coba bayangkan kalau gigi kamu tidak rapi, misalnya banyak gingsul di sana-sini. 

Bukankah nanti sisa makanan makin sulit dihilangkan? Kalau dibiarkan lama-lama jadi kerak, bahkan bila terus dibiarkan bisa saja membuat gigi rusak dan berlubang!

Pengalaman Cabut Gigi untuk Pasang Behel

Back to laptop, ketika itu dokter langsung menyediakan perlengkapan untuk mencabut gigi. Bu Dokter mencabut satu gigi dan untuk obat pereda sakitnya  diberi asam mefenamat. Biaya cabut gigi sekitar Rp. 78.000,- per satu gigi. 

Ussui tidak bisa bayar pakai BPJS (meski punya), karena BPJS memang tidak menalangi perawatan gigi dengan tujuan “kosmetik” atau sekedar untuk merapikan gigi. Berturut-turut setelah itu, Ussui mencabut gigi satu per satu sampai total sudah empat gigi dicabut. 

Apakah Cabut Gigi demi Pasang Behel itu Sakit?

Terus bagaimana rasanya? Apa cabut gigi itu sakit? Apa se- worth it itu untuk memasang kawat gigi? 

Well, worth it. Untuk rasa sakitnya, Ussui kira masih bisa sangat menanggungnya. Toh tidak sakit kok waktu pencabutan. Kan dibius. 

Ada sensasi khusus waktu jarum suntik “menerjang” gusi. Tapi biasa saja. Setelah itu rasa sakitnya pun tidak terlalu berasa.

Oh ya, ini gambar atau foto gigi Ussui yang dicabut. Ussui cuma punya 2. Karena yang satu hilang sedangkan satunya lupa minta ke perawat. Jadi 1 gigi Ussui dibuang bersama sampah-sampah proses pencabutan lainnya. 

Nah, saat cabut gigi buat memasang behel berikutnya, Ussui beranikan diri untuk minta ke mbak perawat yang menangani.

gambar gigi geraham dicabut untuk pasang behel

Kenapa Harus Cabut Gigi untuk Pasang Behel?

Lantas kenapa sih 4 gigi harus dicabut hanya sekedar untuk memasang behel alias kawat gigi? Apa bisa kita memasang behel tanpa harus mencabut gigi?

Hmm, jadi begini, ada banyak alasan kenapa gigi seseorang bisa agak maju dan kurang rapi. Bisa saja karena rahangnya yang kurang bagus, tumbuh giginya yang jelek dan tidak beraturan, atau karena giginya yang besar-besar sedangkan rahangnya sempit.

Ussui menderita karena faktor rahang dan faktor gigi besar tapi rahang sempit. Nah untuk meminimalisir efek tersebut, Ussui memperbaikinya dengan mengeliminir faktor gigi besar rahang sempit. Makanya 4 gigi harus dicabut.

Gigi kelinci

Bagaimana kalau tidak dicabut? Pernah ada seorang kawan yang tanya begini. 

Ya tidak bisa atuh kakak untuk kasus Ussui. Karena tak ada ruang lagi di rahang untuk memundurkan si gigi. 

Kalau si kelinci ingin dimundurkan maka ia harus diberi ruang untuk mundur. Maka dari itulah, perlu tambahan ruangan dengan mencabut 4 gigi itu tadi. 

Pasang behel bisa kok tanpa cabut gigi asalkan memang ada ruang yang tersedia di rahang. Contohnya karena gigi tumbuh tidak beraturan. 

Seringkali, gigi menjadi maju cuma karena tumbuhnya berantakan saja sehingga space di gusi termakan. Tapi masalah seperti itu bisa diperbaiki hanya dengan merapikan posisi gigi tanpa perlu memberi ruang atau space tambahan.

Lagipula, gigi yang dicabut pun sudah diperhitungkan, yakni gigi geraham depan yang ukurannya kecil. 

Jadi Ussui tetap punya gigi seri untuk menggigit dan gigi taring untuk menyobek makanan. Ussui juga masih punya sisa banyak geraham di bagian belakang untuk mengunyah. No problemo meski harus cabut gigi untuk pasang behel.

Oh ya, yang nyasar langsung di artikel ini, silahkan baca artikel sebelumnya di seri Pengalaman Pasang Behel, baik yang pertama (Alasan Memasang Behel) atau kedua (Konsultasi dan Biaya Pemasangan Behel). 

Belum ada Komentar untuk "Pengalaman Cabut Gigi untuk Pasang Behel: Ronsen dan Cetakan Gypsum"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel